MERDEKA.COM Gedung Putih kemarin menyatakan akan memberikan bantuan militer bagi kelompok oposisi Suriah setelah menyimpulkan bahwa rezim Presiden Suriah Basyar al-Assad terbukti menggunakan senjata kimia terhadap warganya, di mana menurut Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama sudah melewati batas mengkhawatirkan.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Jumat (14/6), pemerintahan Obama mengatakan pihaknya juga telah memberikan bukti kepada Rusia terkait adanya penggunaan senjata kimia di Suriah, dan bahwa masalah itu akan dibahas di pertemuan puncak G8 mendatang.
Gedung Putih kemarin menyatakan bahwa penggunaan senjata kimia telah melanggar norma-norma internasional dan dengan jelas telah melewati batas mengkhawatirkan.
"Kami telah menyiapkan banyak kemungkinan di Suriah. Kami akan membuat keputusan atas tindakan kami lebih lanjut dari waktu yang kami tentukan sendiri," kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional, Benjamin Rhodes.
Sebelumnya, sebuah laporan dari surat kabar the New York Times mengatakan para ahli intelijen Amerika dan Eropa menyimpulkan bahwa tentara Basyar al-Assad telah menggunakan senjata kimia terhadap warganya.
"Komunitas intelijen menilai bahwa rezim Assad telah menggunakan senjata kimia dalam skala kecil terhadap oposisi selama beberapa kali dalam setahun terakhir ini," tulis laporan koran the Times, mengutip sebuah memorandum internal yang beredar di dalam pemerintah Obama.
Pada April lalu Obama mengatakan bahwa ada bukti penggunaan gas Sarin di Suriah, tetapi tidak ada bukti yang cukup. "Dia sekarang percaya bahwa bukti itu tepat," tulis the Times, mengutip seorang pejabat Amerika tidak disebutkan namanya.
Memorandum itu menyatakan bahwa antara seratus dan 150 warga Suriah tewas dalam serangan senjata kimia dan para ahli memiliki keyakinan dalam penilaian mereka.
[fas]