Wednesday, October 17, 2012

7 KESALAHAN SAAT MULAI BISNIS

Memiliki bisnis yang besar dan terus menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat adalah impian setiap pengusaha pemula. Namun, ketika ha... thumbnail 1 summary
http://www.dewbar.com/wp-content/uploads/2012/07/Berbisnis.jpg



Memiliki bisnis yang besar dan terus menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat adalah impian setiap pengusaha pemula. Namun, ketika hal itu tidak terjadi sesuai dengan yang dipikirkan, kita pun menjadi stres. Hal ini pun terkadang membuat sebagian orang mundur dari dunia usaha.

Agar Anda tidak bernasib sama dengan pengusaha-pengusaha pemula seperti itu ada baiknya Anda mengetahui kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan oleh orang yang baru pertama kali terjun ke bidang bisnis dan bagaimana menghindari kesalahan tersebut. Berikut uraiannya:


1. Tak punya peta. Penulis-penulis buku tentang dunia kewirausahaan biasanya memberitahukan kepada pembacanya yang merupakan para wirausahawan baru agar apabila mereka ingin memulai usaha, mereka perlu pompa semangat bernama "gairah/passion". Satu sisi ini ada benar, tetapi kurang. Jika Anda menilik lebih dalam lagi, sebenarnya Anda tak hanya membutuhkan bahan bakar untuk bergerak saja, tetapi Anda juga butuh rencana!

Oleh karena itu, ambillah waktu menyelidiki pasar dan target pelanggan, kompetisi, dan hal lainnya. Fokuskan diri untuk menjawab pertanyaan: "Bagaimana caranya menghasilkan pendapatan dari usaha ini?"

2. Menjual di bawah harga pasar. Sebelum mencantumkan harga, lakukanlah sejumlah perhitungan. Hitunglah pengeluaran tetap dan pengeluaran sewaktu-waktu. Buatlah riset pasar dan nilai harga kompetitor. Perhitungkan margin yang Anda butuhkan untuk mendapatkan keuntungan yang dibutuhkan.

3. Memulai bisnis cuma untuk coba-coba. Kebanyakan pengusaha baru hanya melihat gambaran besar; tipe visioner, pengambil risiko, pencari tantangan. Makin berhadapan dengan tantangan, makin bersemangat mereka. Tak jarang, tipe ini mencari-cari masalah supaya bisa menemukan tantangan dan merasa lebih bersemangat.

Ralph Warner dalam bukunya How to Run a Thriving Business menyatakan tujuan untuk menjalankan bisnis adalah mencetak uang dan tidak ada yang lain. Jangan mencoba mengambil risiko hanya untuk mendapatkan keseruan. Apa yang Anda lakukan ini membahayakan seluruh perusahaan dan orang-orang di dalamnya.

4. Tak mengerti tentang marketing sedikit pun. Jarang sekali orang-orang yang baru memulai bisnis menyusun rencana atau menyiapkan anggaran untuk marketing. Umumnya, pemilik usaha berpikir bahwa marketing adalah pengeluaran yang tak diperlukan. Parahnya, banyak dari antara orang-orang tersebut yang menyamaartikan marketing dengan sales.

Rob Gelphman menyatakan marketing sangatlah berbeda dengan sales; marketing harus memikirkan tentang penjualan di masa depan, Sementara sales harus memikirkan berapa banyak penjualan yang terjadi hari ini. Oleh karenanya ketika mengawali menjalankan perusahaan, gajilah orang yang bisa membantu merencanakan proyek dan menyusun langkah ke depan. Baru setelah itu, kirimlah para sales perusahaan Anda untuk berjualan.

5. Bos tidak sama dengan sahabat. Walaupun baru, sebisa mungkin perusahaan Anda sudah memiliki prosedur yang jelas agar setiap karyawan mengerti peran mereka disana. Oleh karenanya, buatlah sebuah buku manual aturan yang mendefinisikan mengenai pembagian kerja, pemecatan, kepegawaian, penilaian, cuti, kompensasi, promosi, dan lainnya.

6. Menghamburkan modal. Pada umumnya pengusaha baru kurang merencanakan kebutuhan finansial mereka. Mereka lebih banyak menghamburkan uang pada barang-barang yang kurang dibutuhkan, seperti furnitur, teknologi dan barang kantor, atau mengupah terlalu banyak eksekutif dari yang dibutuhkan. Walaupun Anda memiliki tenaga sales yang handal, tetapi pembayaran uang sesuai yang telah disepakati bisa saja terjadi belakangan. Alangkah bagusnya bila Anda memiliki akuntan yang bisa melakukan analisis keuangan perusahaan Anda.

7. Lupa memperhitungkan orang terkasih. Para pengusaha pemula biasanya memiliki semangat yang luar biasa dalam bekerja sehingga tak jarang orang-orang di rumah “ditelantarkan”. Ini bukanlah pilihan keputusan yang tepat. Meskipun Anda fokus dengan usaha baru Anda, tetapi ingatlah akan keberadaan orang-orang terdekat Anda. Perhatikanlah mereka. Janganlah biarkan perusahaan yang baru Anda bangun malah membuat orang-orang yang Anda sayangi tersakiti.

Semoga artikel ini memberi manfaat bagi Anda, para calon maupun pengusaha yang baru terjun ke dalam bidang bisnis. Akhir tulisan, selamat membangun usaha dan berinvestasi !!

sumber : Kompas.com