Sunday, July 11, 2010

Belajar membaca cepat

Saat ini, kita dihadapkan pada arus banjir informasi yang tidak dapat dicegah. Coba lihat, jumlah daftar buku, artikel,koran dan ... thumbnail 1 summary
Saat ini, kita dihadapkan pada arus banjir informasi yang tidak dapat dicegah. Coba lihat, jumlah daftar buku, artikel,koran dan majalah baru yang terbit sepertinya tidak ada habisnya. Konsekuensinya,..hm..anda akan dicap “gagap informasi” kalau memilih tidak mau berurusan dengan informasi baru. Jadi ? Cara yang paling bijak adalah terapkan pola membaca cepat. Dan mulailah melatih dengan kebiasaan baru ini.
Jangan Membaca Per Kata
    Tahukan anda bahwa mata kita hanya menangkap informasi ketika berhenti bergerak. Sehingga pada waktu kita membaca, apabila kita merasa mata kita tidak pernah berhenti bergerak sama sekali ketika membaca adalah perasaan yang keliru. Karena sebenarnya ketika membaca, mata kita mengalami beberapa jeda. Yaitu bergerak- stop- membaca- bergerak-stop-membaca dst. Tidak percaya? Anda bisa membuktikan teori ini dengan duduk berhadap-hadapan dengan orang yang menghadap buku dan cobalah perhatikan gerakan mata mereka. Gerakan mata mereka pasti memiliki pola yang sama dengan teori diatas. Sehingga bisa disimpulkan bahwakunci membaca cepat adalahmeminimumkan jumlah gerakan mata berhenti dan pada saat yang sama  memaksimumkan jumlah kata yang terbaca dalam setiap satu putaran gerakan mata.
     Ada beberapa kelompok cara membaca. Pola pertama adalah ketika membaca, satu halaman buku, umpamanya, mata pembaca mencari dan membaca satu persatu kata dalam satu halaman tersebut. Sedangkan pola kedua adalah pembaca mengelompokkan kata dalam satu grup. Dan pola baca ketiga adalah menyadari bahwa sebenarnya dalam satu halaman buku itu hanya akan terdapat beberapa bagian kunci saja yang berguna bagi pembaca sehingga ketika membaca, matanya melakukan gerakan cepat atau diistilahkan  dengan “scan” halaman buku tersebut baik dengan cara vertikal ataupun horisontal pada saat yang bersamaan.Anda pasti akan memprotes teori ini dengan mengklaim bahwa pembaca cara pertama pasti akan lebih menguasai material bacaan dibandingkan dengan pembaca cara ketiga. Suatu pernyataan yang masuk akal. Namun, ceritanya akan menjadi berbeda apabila kita diharuskan membaca tiga buah buku dalam waktu semalam!!!. Anda pasti sudah akan lelah luar biasa begitu menyelesaikan membaca beberapa bab dari buku pertama. Sehingga cara membaca yang paling bijaksana adalah dengan mengkombinasikan ketiga pola baca tersebut. Caranya adalah pertama dengan menggunakan pola baca ketiga untuk menemukan informasi yang dicari dan selanjutnya menggunakan cara baca kedua dan pertama untuk lebih memahami bagian yang penting tersebut. Dengan cara ini maka energi kita ketika membaca hanya dihabiskan untuk bagian –bagian yang paling berguna
saja dari bacaan tersebut.
Namun merubah kebiasaan pola baca pertama ke pola baca kedua dan ketiga  mengharuskan kita untuk merubah strategi membaca visual kita. Artinya kita harus menghentikan kebiasaan “mengucapkan bacaan kembali dalam hati” dan mencoba untuk “mempercayai gerakan mata”. Apakah ini susah ? Sebenarnya tidak. Perubahan cara membaca bisa sukses kalau kita juga merubah proses mental kita pada waktu membaca  dari “ melihat - > mengucapkan -> mengerti” menjadi hanya “ “melihat ->mengerti”. Cara paling cepat untuk menghentikan kebiasaan “mengucapkan bacaan dalam hati “ adalah dengan meningkatkan kecepatan membaca sedemikian rupa sehingga tidak dapat diucapkan kembali dalam hati. Hal ini berarti kita merubah  strategi cara kita membaca.